Halong (Kemenag Balangan) - Kepala Sub Bagian (Ka.Subbag) Tata Usaha (TU) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Balangan Drs. H. Muhammad Fahmi Wahid, M.MPd menyampaikan kerukunan umat beragama akan bisa terbangun apabila setiap masyarakat bisa menghilangan ego dan sifat keras kepala dalam diri pribadinya.
Dalam acara Kegiatan Pembinaan Kerukunan Umat Beragama yang digagas oleh Kodim 1001 Amuntai - Balangan di Aula Kantor Kecamatan Halong pada Senin (29/3/21), M Fahmi Wahid menuturkan bahwa perbedaan yang ada di masyarakat adalah hal yang lumrah, dan perbedaan itu harus dipahami, dihargai dan dimengerti agar terciptalah toleransi.
"Coba tanamkan dalam pikiran kita bahwasanya perbedaan adalah hal yang biasa, yang tidak biasa adalah tidak bisa menerima perbedaan. Selain itu, perbedaan adalah berkah, sukses mengelolanya akan menjadi rakhmat, salah mengelola akan menjadi laknat," ujar Fahmi yang juga merupakan seorang sastrawan tersebut.
Fahmi juga memberikan beberapa contoh kegiatan yang rawan menimbulkan konflik umat beragama serta bagaimana solusi pemecahan masalahnya. "Misalnya pendirian rumah ibadah, rentan terjadi gesekan apabila tidak ada komunikasi yang jelas antar warga. Karenanya pemerintah telah memberikan solusi tentang bagaimana regulasi pendirian rumah ibadah yang benar agar tidak akan pertentangan di masyarakat nantinya," ujarnya mencontohkan.
Komandan Kodim 1001 Ali Ahmad Satriadi menyampaikan bahwa pemilihan Kec. Halong sebagai tempat kegiatan pembinaan kerukunan umat beragama adalah karena Halong merupakan miniatur Indonesia dimana di kecamatan ini didapati dengan mudah masyarakat berbeda agama yang tetap bisa hidup damai berdampingan.
"Sesuai dengan tugas kami sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI), melalui kegiatan pembinaan kerukunan umat beragama ini kami berhap terwujudnya Binter TNI AD yang adaptif demi mencegah konflik sosial antar umat beragama serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," ungkapnya.
Sementara Ketua Dewan Adat Dayah (DAD) Mandan menyampaikan bahwa sejak zaman dulu, toleransi beragama di Halong adalah hal yang lumrah hingga bisa ditemui di lingkup masyarakat terkecil yaitu keluarga.
"Saya sendiri, saudara sepupu saya ada yang Buddha, Muslim, Katholik, Hindu dan Kristen, tapi dalam kehidupan bermasyarakat dan keluarga senantiasa rukun dan damai," ujarnya.
Mandan berharap kegiatan ini bisa ditindaklanjuti ke depannya untuk menciptakan kerukunan umat beragama yang lebih mengakar di masyarakat."Semoga kerukunan umat beragama di Kab. Balangan serta di Kecamatan Halong khususnya yang sudah terbina bisa terus terjaga dan menjadi tradisi baik yang diteruskan ke anak cucu nantinya," harapnya.
Teks: Uswah
Foto: Uswah
0 Comments