Ka.Kankemenag: Cerdas Berorganisasi, Jangan Abaikan Prestasi Belajar

 



Paringin (Kemenag Balangan) - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Balangan Drs. H. Muhammad Yamani, M.Pd.I menyatakan bahwa berorganisasi dimasa kuliah itu bagus, namun jangan sampai melalaikan prestasi belajar.

 

Saat memberikan sambutan dalam acara Halal Bi Halal Kerukunan Mahasiswa Balangan (KMB) Universitas islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin di Gedung Mayang Maurai Kab. Balangan. Yamani menuturkan bahwa waktu untuk berorganisasi harus diatur sebaik mungkin agar tidak menganggu waktu kuliah, karena ditakutkan apabila terlalu asyik ikut organisasi, tugas-tugas kuliah malah terlalaikan.

 

"Harus kita pahami bersama niat awal kita untuk kuliah itu apa. Ingat, apabila kita gagal berorganisasi, orang tua tidak akan kecewa. Tapi bila sampai kuliah yang gagal, orang tua akan kecewa apalagi bila mereka mengeluarkan banyak uang untuk pembiayaannya," ujarnya pada Sabtu (23/10/21).

 

Meski begitu tambah Yamani, bukan berarti organisasi itu tidak perlu sama sekali. Karena lewat organisasilah mahasisaa bisa mempraktikkan kemampuan komunikasi dan sosialnya serta belajar membangun jiwa kepemimpinan.

 

"Intinya harus bisa mengatur diri, apabila memutuskan untuk iku aktif berorganisasi, maka pastikan belajar tidak keteteran, waktu organisasi juga jangan terlalu berlebihan," tegasnya.

 

Terkait acara halal bi halal yang mengangkat tema Merajut Harmonisasi Ukhuwah dalam Meneladani Nabi Muhammad SAW tersebut, Yamani yang juga diberi kehormatan untuk menjadi penceramah mengutarakan bahwa halal bi halal adalah ajang saling memaafkan, sehingga apabila sebelumnya ada kesalahpahaman, dengan bersalam-salaman bisa saling memaafkan.

 

"Tentu karena kita masih dalam kondisi pandemi, halal bi halal hari ini tetap dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, dan saya mengapresiasinya," ungkapnya.

 

Dalam kesempatan tersebut Yamani kemudian memberikan materi terkait sunnah Rasulullah yang harus diteladani dan dihidupkan sebagai wujud cinta kepada Rasulullah, terutama mengingat sekarang berada di bulan maulid.

 

Menurut Yamani, ada yang mengartikan sunnah secara tekstual, artinya mengikuti sunnah nabi secara sama persis seperti misalnya nabi memakai gamis, maka juga memakai gamis. Ada pula yang mengartikannya secara kontekstual, artinya sama secara esensi saja. Misalnya nabi memakai gamis, esensinya adalah menutup aurat sehingga yang penting baju yang digunakan menutup aurat meski bukan baju gamis.

 

"Terlepas dari dua perbedaan pendapat, jangan sampai terjadi perpecahan karena pada dasarnya perbedaan adalah fitrah. Yang penting adalah kita bisa menghidupkan sunnah, baik dalam pemahaman tekstual maupun kontekstual," pungkasnya.

 

Selain Ka.Kankemenag Balangan, kegiatan ini dihadiri pula oleh Kabag Kesra Sekda Balangan, H. Syaifuddin Thailah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Balangan, Ribowo, serta perwakilan dari Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kab. Balangan, KMB Yogyakarta serta KMB Malang.

 

Penulis: Uswah

Foto: Uswah

Related Posts

Post a Comment

0 Comments