Kasi Bimas Islam: Moderasi Beragama Upaya Mempertahankan Keberlangsungan Bangsa

 



Paringin (Kemenag Balangan) - Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Balangan Drs. H. Wahid Noor Fajeri menyatakan bahwa moderasi beragama penting ditanamkan dalam kehidupan dan pemikiran umat sebagai upaya mempertahankan keberlangsungan berbangsa dan bernegara.

 

"Moderasi beragama artinya meniscayakan adanya perbedaaan sebagai wujud sunnatullah yang tidak bisa kita ingkari. Demi membangun harmonisasi, jangan sampai ada kesan kitalah yang paling benar sampai malah menyalahkan orang lain," ujarnya dalam acara Survey dan Pembinaan Penguatan Moderasi dan Wawasan Kebangsaan SDM Pengurus Majelis Ta'lim di Aula Asy Syura Kantor Kemenag Balangan, Senin (8/11/21).

 

Dalam acara yang dihadiri para penyuluh PNS dan Non PNS tersebut Wahid menekankan pentingnya peran penyuluh dalam memberikan pembinaan kepada majelis ta'lim di Kab. Balangan tentang pemahaman moderasi, karena harus dipahami bersama bahwa masyarakat Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan heterogen dari berbagai suku bangsa. Terkhusus di Kalimantan Selatan dengan 98% penduduk mayoritas beragama muslim, maka moderasi beragama pada takaran internal juga perlu diberikan penekanan.

 

"Keberadaan majelis ta'lim harus diperhatikan karena sangat membantu dalam memberikan pembinaan dan pencerahan kepada masyarakat, termasuk mengenai moderasi. Lewat majelis ta'lim, penyuluh bisa menjelaskan bagaimana arti kebersamaan, saling memahami, serta memberikan atensi dan simpati kepada kelompok lain. Dalam kehidupan pasti ada perbedaan, karenanya kita harus saling memahami agar tidak ada yang merasa memiliki pendapat paling benar yang justru berpotensi menimbulkan gesekan," tambahnya.

 

Sementara Kepala Bidang (Kabid)  Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf (Penaiszawa) Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Provinsi Kalsel H. Ahmad Bughdadi, S.H.I, M.H.I yang berhadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut menuturkan bahwa selain moderasi beragama, pemahaman tentang wawasan kebangsaan juga penting agar generasi muda bisa memaknai arti mencintai tanah air.

 

"Generasi kita harus diberikan pemahaman yang benar tentang kemajemukan yang ada di negara, serta tentang bagaimana negara dibangun atas kesepakatan bersama para pemimpin terdahulu, termasuk pemuka agama. Kita tidak ingin negara yang sudah merdeka 76 tahun ini, misalnya keberlangsungannya hanya bertahan hingga 100 tahun, namun diharapkan bisa terus ada hingga menjadi warisan anak cucu," ungkapnya.

 

Bughdadi selanjutnya juga menyampaikan bahwa ulama memiliki sumbangsih yang luar biasa dalam memberikan pengajaran karena bersentuhan langsung dengan umat. Negara sejatinya punya banyak hutang budi kepada ulama yang membangun masyarakat dan ASN dalam hal ini khususnya para penyuluh agama juga harus memberikan perhatian demi memberikan timbal balik dan kontribusi.

 

"Kita punya peranan untuk membantu, seperti misalnya apabila di suatu majelis ta'lim tidak ada struktur organisasi, kita bantu buatkan agar tertata administrasinya. Penyuluh juga punya peran sebagai jembatan antara negara dan ulama agar apa saja kebijakan negara yang berhubungan dengan khalayak umat, kita sampaikan kepada pimpinan majelis agar tercipta persamaan persepsi demi mewujudkan negara yang aman dan damai,"pungkasnya.

 

Penulis: Uswah

Foto: Uswah

Related Posts

Post a Comment

0 Comments