Paringin (Kemenag Balangan) - Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah (Penmad) Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Balangan Rahmadi, S.Pd.I, MM menyatakan bahwa dalam upaya membangun sekolah ramah anak, maka seorang guru harus bisa menempatkan diri sebagai tiga peranan sekaligus, yaitu sebagai sosok pendidik, orang tua, serta sahabat anak.
"Untuk menciptakan lingkungan madrasah yang nyaman bagi anak, selain situasi lingkungan fisik yang menunjang, peranan guru juga sangat penting. Guru harus bisa mengkondisikan dirinya berdasarkan situasi saat berhadapan dengan murid tidak hanya selaku sosok guru, tapi juga sebagai orang tua dan ada kalanya sebagai sahabat mereka," ujarnya saat dimintai keterangan di ruang kerjanya pada Jumat (7/1/22).
Rahmadi menambahkan pada sekolah ramah anak juga tidak boleh dilakukan tindakan kekerasan fisik seperti memukul murid atau menjewer telinga siswa, apalagi sampai timbul tindakan bullying di lingkungan kelas.
"Lebih jauh lagi, dalam sekolah ramah anak tidak ada anak yang tinggal kelas apalagi sampai diberhentikan. Apabila memang ada anak yang belum bisa mencapai nilai memuaskan, guru harus melihat murid dari sisi lain, mungkin ada kelebihan di bidang lain yang dikuasainya. Karenanya kurikulum sekarang tidak lagi seperti pola lama yang berkutat pada kecerdasan, namun juga keterampilan," tambahnya.
Dalam upaya membangun sekolah ramah anak, Rahmadi mengakui bahwa dalam segi fasilitas yang ada di madrasah, bisa dikatakan madrasah di Balangan belum layak menyandang gelar sekolah ramah anak. Meski begitu kampanye menggalakkan sekolah ramah anak harus tetap dijalankan dan dibangun dari hal yang paling kecil.
"Semua ada tahapan. Mulai dari cara guru memperlakukan siswa kemudian peningkatan infrastruktur madrasah, maka tidaklah mustahil madrasah di Balangan akan sanggup menyandang predikat sekolah ramah anak yang nantinya bisa mengantarkan Kab. Balangan menjadi Kabupaten Layak Anak," pungkasnya.
Penulis: Uswah
Foto: Uswah
0 Comments