Pengawas: SPI Bagian Dari Upaya Meningkatkan Integritas Lembaga Pendidikan

 


Paringin (Kemenag Balangan) – Pengawas Madrasah Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Balangan, Rabiah Hasanah, S.Pd.I, MM, mengikuti Sosialisasi Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan secara daring melalui platform Zoom pada Rabu (03/07/2024).

 

"Sosialisasi ini diadakan untuk memetakan kondisi integritas di sektor pendidikan, mengevaluasi capaian perbaikan, serta mewujudkan sumber daya manusia dan ekosistem pendidikan yang berintegritas," ujar Rabiah saat dimintai keterangan.

 

Sosialisasi SPI Pendidikan merupakan bagian dari upaya untuk menilai dan meningkatkan integritas dalam lembaga pendidikan di Indonesia. Rabiah menegaskan pentingnya survei ini untuk memahami situasi terkini dan menetapkan langkah-langkah strategis dalam membangun ekosistem pendidikan yang berintegritas.

 

“Survei ini bukan hanya soal angka dan data, tetapi tentang bagaimana kita memahami dan memperbaiki kondisi integritas di sekolah dan madrasah. Hasil dari survei ini akan sangat membantu dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif,” ujarnya.

 

Menurut Rabiah, SPI adalah alat penting untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian khusus dan intervensi.

 

“Dengan SPI, kita dapat melihat di mana letak kekuatan dan kelemahan dalam sistem pendidikan kita. Hal ini memungkinkan kita untuk membuat perbaikan yang lebih tepat sasaran dan berkelanjutan,” tambahnya.

 

SPI Pendidikan bertujuan untuk memetakan kondisi integritas di sekolah-sekolah, termasuk madrasah, dan memberikan gambaran menyeluruh mengenai tingkat integritas yang telah dicapai. Melalui survei ini, para pengambil kebijakan dapat mengevaluasi capaian perbaikan yang telah dilakukan dalam pembangunan integritas pendidikan.

 

“Tujuan utama dari SPI ini adalah untuk memastikan bahwa upaya-upaya yang telah kita lakukan dalam memperbaiki integritas benar-benar efektif dan membawa perubahan positif,” jelas Rabiah.

 

Survei ini juga diharapkan dapat mengidentifikasi praktik-praktik terbaik yang telah dilakukan oleh berbagai institusi pendidikan, sehingga dapat direplikasi atau disesuaikan dengan kebutuhan di tempat lain.

 

“Dengan mengevaluasi capaian yang ada, kita dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalan sebelumnya, serta mengembangkan strategi yang lebih baik untuk masa depan,” tambah Rabiah.

 

Dalam sosialisasi yang berlangsung selama beberapa jam tersebut, peserta diperkenalkan dengan metodologi SPI, indikator penilaian, serta cara-cara untuk mengimplementasikan hasil survei di lapangan. Rabiah menekankan bahwa partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk kepala madrasah, guru, dan tenaga kependidikan, sangat diperlukan untuk mencapai tujuan survei ini.

 

“Integritas dalam pendidikan bukan hanya tanggung jawab satu pihak saja. Ini adalah tanggung jawab bersama, dari pengelola hingga pelaksana di lapangan. Semua harus terlibat dan berkomitmen,” ujarnya.

 

Rabiah juga menambahkan bahwa integritas tidak hanya berarti kejujuran dalam pelaksanaan tugas, tetapi juga mencakup upaya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan moral dan etika peserta didik.

 

“Kita harus memastikan bahwa nilai-nilai integritas diajarkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dan madrasah. Ini adalah bagian dari membentuk karakter peserta didik yang kuat dan berakhlak mulia,” tegasnya.

 

Rabiah berharap bahwa SPI Pendidikan ini akan menjadi titik awal dari perubahan positif yang lebih besar dalam dunia pendidikan.

 

“Kami optimis bahwa dengan komitmen dan kerja sama yang baik, kita bisa mencapai pendidikan yang berintegritas tinggi, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.

 

Penulis: Uswah

Foto: Kontri

Related Posts

Post a Comment

0 Comments