Paringin (Kemenag Balangan) Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Balangan, Drs. H. Wahid Noor Fajeri, menegaskan pentingnya peran serta masyarakat dalam mencegah stunting melalui program GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting).
Dimintai keterangan di ruang kerjanya, Wahid menyatakan bahwa program ini merupakan bentuk gotong royong untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan kuat.
"Gerakan ini melibatkan banyak pihak untuk membantu keluarga yang berisiko stunting. Kita ingin memastikan bahwa setiap anak dapat tumbuh dengan baik, mendapatkan asupan gizi yang cukup, serta dukungan penuh dari berbagai elemen masyarakat," ujarnya usai mengikuti Sosialisasi GENTING yang diselenggarakan oleh BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan melalui Zoom Meeting, Kamis (20/02/2025).
Wahid menjelaskan bahwa program ini merupakan inisiatif yang digagas oleh Menteri Agama dalam rangka mendukung target Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2045.
"BKKBN kini tidak hanya mengurus program Keluarga Berencana, tetapi juga terlibat dalam pencegahan stunting sebagai bagian dari pembangunan keluarga," tambahnya.
Wahid mengungkapkan bahwa kondisi saat ini menunjukkan tren positif dalam pengendalian angka kelahiran di Kalimantan Selatan.
"Rata-rata perempuan di Kalimantan Selatan memiliki 2,2 anak, yang artinya sebagian besar keluarga telah memahami pentingnya keseimbangan dalam jumlah anak," jelasnya.
Dalam sosialisasi tersebut, disampaikan pula bahwa GENTING menyasar ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan dari keluarga berisiko stunting. Bantuan yang diberikan dapat berupa uang atau makanan senilai Rp15.000 per hari yang akan diberikan secara berkelanjutan hingga anak berusia dua tahun.
"Ini adalah langkah nyata untuk mencegah stunting, bukan hanya menangani anak yang sudah stunting. Oleh karena itu, diperlukan kepedulian dari semua pihak untuk menjadi orang tua asuh bagi mereka yang membutuhkan," tegasnya.
Selain bantuan nutrisi, program ini juga mencakup penyediaan sarana sanitasi dan akses air bersih bagi keluarga kurang mampu.
"Stunting bukan hanya disebabkan oleh kurangnya asupan gizi, tetapi juga faktor lingkungan seperti sanitasi yang buruk. Oleh karena itu, ada upaya penyediaan jamban dan sumur bor untuk membantu keluarga yang membutuhkannya," paparnya.
Lebih lanjut, Wahid mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama untuk ikut berkontribusi dalam program ini.
"Kami berharap ASN Kemenag dapat menjadi bagian dari gerakan ini, baik dengan berdonasi langsung maupun menjadi orang tua asuh bagi anak-anak dari keluarga yang berisiko stunting," katanya.
GENTING juga diharapkan dapat bersinergi dengan berbagai lembaga seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat lainnya.
"Kami mengusulkan agar koordinasi dengan BAZNAS dan lembaga-lembaga zakat diperluas, sehingga program ini bisa berjalan lebih optimal," pungkasnya.
Wahid berharap program ini dapat menjadi solusi jangka panjang dalam upaya mencegah stunting dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Mari bersama-sama kita wujudkan generasi yang sehat dan kuat, demi masa depan Indonesia yang lebih baik," tutupnya.
Penulis: Uswah
Foto: Uswah
0 Comments